Menangisi perjalananmu
Yang tidak menjanjikan kepulangan
Bukan membenci sebenarnya
Sekadar menyesali
Hidupku lorongnya bersimpang...
Sekadar menghargai
Rinduku takdirnya melukakan...
Mengingati hari-hari lalu
Yang tidak mengizinkan pengulangan
Bukan berdendam sebenarnya
Sekadar mengimbau
Kenangan pusaka aromanya manis...
Sekadar melangkau
Rentak silam mengundang tangis...
Yang tidak mengizinkan pengulangan
Bukan berdendam sebenarnya
Sekadar mengimbau
Kenangan pusaka aromanya manis...
Sekadar melangkau
Rentak silam mengundang tangis...
Merombak mimpi-mimpi indah
Yang tidak membenarkan kepastian
Bukan kecewa sebenarnya
Sekadar menghakimi
Sesekali rindu bercambah, hati merekah...
Sekadar menginsafi
Sesekali ombak menyimbah, pantai berubah...
Di bawah lengkung dian yang suram
Aku mengingatimu lagi
Dalam bahasa yang kita kongsi bersama
Kudengar suaramu dalam ranjau beribu batu
Masih segar, sesegar dulu
Dalam hingar kesuraman
Aku hanya mampu mengenang
Di bawah lengkung dian yg suram...
Aku merinduimu kembali
Dalam bicara bisu yg kita simpan bersama
kulihat matamu di biru laut pemisah benua
Masih redup, seredup dulu
Dalam basah kehujanan
Aku hanya mampu merindu
Di tebing tempias laut Disember...
Dalam bicara bisu yg kita simpan bersama
kulihat matamu di biru laut pemisah benua
Masih redup, seredup dulu
Dalam basah kehujanan
Aku hanya mampu merindu
Di tebing tempias laut Disember...
Di kamar harum pelarian pilu sebuah rindu
Aku menyintaimu kesekian kali
Dalam suara kenangan yang kita semai bersama
Kutemui kasihmu di tinggi bintang menyapa
Masih indah, seindah dulu
Dalam sinar ketajaman
Aku hanya mampu menyinta
Di kamar harum pelarian pilu sebuah rindu...
Dian, tempias dan kamar
Adalah saksi
Ingatan, rindu dan cinta kepadamu
Namun, ranjau, laut dan bintang
Juga menanti untuk turut menjadi saksi
Bilakah kau akan kembali...
indahnya....
ReplyDeleteindahnya....
ReplyDelete